Kamis, 06 Juni 2013

Kegelisahan Sang Penjajak_

Kadangkala sang angin bertiup perlahan, seiring alunan jiwa
tapi bisa juga ia bertiup tak bersahabat, menerjang apa saja yang di depannya.
Hati hancur, raga porak poranda, jiwa tak berbekas oleh terjangannnya.
Tapi masih ada sang mentari yang setiap saat memancarkan hangatnya,
tak pedulu pada siapa, tak peduli bagaimana bentuknya.
Tunggu dulu, kadang sang mentari juga bisa menyengat panas
semua yang mengenai akan mengering seketika, oleh panasnya alunan itu.
Semua yang menghadapnya bisa saja tak tahan, dan akhirnya layu tak bertuan.
Masih ada bulan di malam yang biru, ya cahaya bulan yang bulat
yang mampu membuat berdecak cinta, tatkala melihatnya
tatkala memandangnya, juga merasakan hangatnya cinta dari cahayanya.
Tapi, bulan bisa saja muram
bulan menutup cahaya hangatnya, saat gerhana
atau kadangkala menutup cahayanya separuh, sabit bentuk.
hingga tak mampu melihat cahayanya dengan penuh.
Ah, rupanya semua bisa berubah...
Tapi, tunggu dulu masih ada bintang-bintang di sana.
Bintang yang selalu menari, meliuk di langit terbentang.
Menemani sang bulan, menemani sang malam biru
berbentuk bintang jatuh pun, ia akan meminta semua para penjajak memohon
apapun ia pinta, kenapa bukan dengan Tuhan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar